MENUMPUK PAHALA DAN MENYEBARKAN BELAS KASIHBuku “IK CHING” mengatakan, bahwa “keluarga yang telah menumpuk pahala pasti mempunyai rezeki, keluarga yang tanpa berbuat amal; pasti mempunyai bala. Orang yang mengerti : berbuat baik akan mendapatkan karma baik; berbuat jahat akan memperoleh karma tidak baik. Maka merekapun dijauhi bencana.
Kita menanamkan suatu sebab sehingga memperoleh akibat. Beragam sebab yang kita buat, beragam akibat yang akan kita terima. Ibarat menanam labu akan mendapat buahnya, menanam kacang akan mendapat kacang. Sudah barang tentu berbuat kebaikan akan mendapat karma baik, berbuat kejahatan akan ditimpa karma tidak baik. Itulah yang dikenal dengan hukum “sebab-akibat” (hukum karma).
Apa yang dimaksud dengan
Belas Kasih. Ada beberapa jenis
Belas Kasih, antara lain :
1. Belas Kasih Asli : bermanfaat bagi orang lain dan merugikan diri sendiri.
Belas Kasih Palsu : bermanfaat bagi diri sendiri dan merugikan orang lain.
2. Belas Kasih Murni : timbul dari hati nurani, tanpa mengharapkan popularitas pribadi, ini
tidak menginginkan suatu imbalan.
Belas Kasih Tidak Murni : timbul dari hati yang ingin menguasai, materialis dan popularitas
diri, mengharapkan imbalan di kemudian hari.
3. Belas Kasih Tegak : menolong sesama dan membantu masyarakat kurang mampu telah
menjadi sifatnya.
Belas Kasih Berliku : menjalankan tugas kemanusiaan dengan tidak sungguh-sungguh dan
bersifat mempermainkannya.
4. Belas Kasih Bersifat Ying : berbuat kebaikan tanpa ingin diketahui orang lain.
Belas kasih Bersifat Yang : berbuat kebaikan selalu digembar-gembor.
5. Belas Kasih Besar : manfaatnya mendunia, walupun hanya sesekali dilakukan, tetapi
pengaruhnya sangat besar.
Belas Kasih Kecil : manfaatnya hanya untuk diri sendiri, walaupun sering dilakukan tetapi
pengaruhnya tidak besar.
6. Belas Kasih Penuh : mengerjakan dengan semangat dan tidak mengandalkan tampang.
Belas kasih Separuh : mengerjakan dengan setengah hati dan sering menjual tampang.
7. Belas Kasih Sulit : orangnya kurang beruntung, tetapi suka menderma.
Belas Kasih Mudah : orang yang serba berkelebihan tetapi kikir dalam menyumbang.
8. Belas Kasih Bulat : menjalankan tugas kemanusiaan yang mulia dengan tidak membedakan
golongan atau etnis, tidak mengharapkan suatu nama baik.
Belas Kasih Miring : menjalankan suatu tugas tetapi menjual tampang dan menjual nama
sendiri.
9. Belas Kasih Berkesinambungan : setiap saat beramal dan tidak mengenal lelah dan bosan.
Belas Kasih yang Jarang : beramal dengan kebetulan saja, kadang rajin kadang malas.
10. Belas Kasih Bersih : tidak ada kelakuan yang aneh-aneh dan tanpa pamrih.
Belas Kasih Keruh : kelakuan yang dibuat-buat dan mengharapkan imbalan.
Orang kaya yang berderma dianggap berpahala. Orang miskin yang berkepribadian baik
dianggap mulia. Orang kaya peduli dengan beramal, orang beruntung peduli budi pekerti,
ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi kita semua.
Melihat kebaikan orang seperti kebaikan kita akan mendorong kita menuju kesempurnaan.
Melihat kesusuhan orang seperti kesusahan kita, akan mendorong kita untuk mengatasi
bersama, dan inilah sifat kemanusiaan yang menguntungakan semua pihak.
Jika kita sudah mengerti hukum sebab-akibat maka kita tidak akan menghapus semua dosa dan segera berbuat kebajikan.
Manfaat beramal bagi kita :
1. Hati selalu tenang tenteram.
2. Buddha selalu melindungi kita.
3. Kita selalu dihormati orang.
4. Jarang ada mimpi buruk.
5. Jarang membuat orang iri hati.
6. Tidak akan diganggu makhluk halus.
7. Mendapatkan keturunan yang bijaksana.
8. Menolak bala dan terhindar dari mala petaka.
Itu sebabnya orang bijaksana akan selalu berbuat kebajikan untuk menghindari mala petaka.
Ingatlah selalu :
Ada Ubi ada Talas, Ada Budi ada Balas.
Keluarga yang memupuk pahala, keturunannya akan jaya. Keluarga yang memupuk dosa, keturunannya akan sengsara. Tingkah laku yang kita perbuat akan mendatangkan akibat yang mendadak, walaupun perbuatan itu terselubung namun suatu saat nanti akan tersebar luas. Makanya itu, para Buddha, para nabi dan para utusan-Nya tidak henti-hentinya menyebarkan “
KEBENARAN”. Kita sebagai manusa biasa, janganlah menyimpang dari ajaran Sang Buddha. Semoga kita semua mendapat perlindunganNya.