Kamis, Januari 17, 2008

Kebijaksanaan Seorang Pandita

Tak terasa sudah beberapa bulan Pandita Lai tidak datang ke MEDAN. Ketika mendengar kabar Beliau akan datang, Ho zie (=saya) sangat gembira sekali. Dalam benak sudah berpikir untuk mencuri waktu Beliau disaat-saat senggang, sekedar untuk berbincang-bincang. Bagi Ho zie saat-saat itu adalah saat-saat dimana kita sedang mendapatkan asupan “vitamin” dan “suplement” baru untuk Jalan Pembinaan ini. Bahkan disaat dimana Beliau memarahi kita, itu adalah vitamin terCOMPLEX yang akan kita dapatkan. (hehe…serius loh… ^_^)

Para Dewa Buddha mungkin mendengarkan apa yang Ho zie sampaikan dalam hati. Malam hari itu juga dimana pada paginya Pandita Lai datang ke MEDAN, Ho zie dipanggil oleh Beliau. Pada saat itu Beliau sedang sibuk dengan laptopnya. Memang itu sudah menjadi kebiasaan Beliau, mencari berita dan kabar terbaru dari seluruh Wadah Ketuhanan kita yang ada di pelosok dunia atau hanya sekedar mencari tau keadaan Fo Thang di Kuala Lumpur. Saat itu Ho zie datang ke Fo Thang untuk memperhatikan sebagian Muda-i yang sedang berlatih menari, menyanyi dan drama untuk acara tgl 26 Januari nanti. Kemudian Ho zie duduk di samping Pandita Lai. Beliau sesekali memainkan mouse yang ada ditangan kirinya sambil mengeluhkan lambatnya sambungan internet di MEDAN. Ho zie hanya bisa tersenyum. Kemudian pembicaraan yang santai tentang perkembangan Wadah Ketuhanan di MEDAN dimulai, hingga akhirnya pembicaraan mengarah pada kritikan dan saran dari Beliau untuk Muda-i. (nasehat yang sangat keras namun sangat berbobot dan bernilai… ^_*)

Keesokan harinya (19.30 WIB - Sabtu, 12 Januari ’08) Pandita Lai dengan begitu welas asih memberikan Kelas Dharma untuk semua Muda-i. Dengan gayanya yang khas : penuh semangat, bertenaga, penuh canda dan humor, Beliau memberikan begitu banyak ilmu pengetahuan kepada lebih kurang 50 orang Muda-i yang hadir pada malam itu. Topik tentang Bagaimana Menjadi Orang Baik Agar Kehidupan Kita Juga Lebih Baik begitu mudahnya dicerna oleh semua Muda-i. Dalam ceramahnya tak lupa Beliau menyelipkan begitu banyak pesan dan nasehat untuk kita semua. Dalam hati Ho zie yang pada saat itu sedang duduk di belakang terasa begitu nyaman. Karena terlihat sesosok figur “Ayah Teladan” yang sedang berdiri di depan podium memberikan nasehat yang penuh ke-disiplin-an namun sambil tetap mengelus kepala semua anaknya memakai gaya humornya.

Tak henti sampai disana saja kegiatan Beliau selama di MEDAN. Keesokan harinya mulai dari 08.30 Beliau kembali memberikan ceramah pada Kelas Dharma untuk Pemilik Altar dan Kader (Lihat foto). Pagi hingga siangnya Beliau menjelaskan tentang topik Arti yang Terkandung Dalam Paritta Buddha Maitreya. Topik yang begitu menarik dan membuat penasaran. (karena masih ada ada lanjutannya…)

Pada hari itu Ho zie kembali melihat seorang sosok Pandita yang begitu luar biasa. Karena 2 hari yang lalu Ho zie baru saja diberi kritikan dan saran tentang Muda-i, namun sepanjang hari ini Beliau di atas podium memuji semua kemajuan dan kebaikan dari Muda-i. Ho zie yang kebetulan adalah Ketua Kelas Muda-i, pada saat mendengarkan begitu banyak pujian dari Beliau di hadapan semua umat yang senior merasa kalau Ho zie sedang tidak duduk di kursi, melainkan sedang duduk di atas awan dan sedang melayang sambil tersenyum gembira.

Dalam hati Ho zie kembali berkata, inilah letak kebijaksanaan seorang Pandita. Di hadapan Ho zie secara pribadi (4 mata), Beliau memaparkan semua letak kekurangan pada organisasi Muda-i dan meminta Ho zie untuk lebih giat berusaha memajukan organisasi Muda-i. Tak lupa Beliau juga memberikan dorongan dan semangat dalam setiap saran dan nasehatnya yang begitu berharga kepada Ho zie. Namun didepan orang banyak, Beliau malah memaparkan semua kemajuan dan kebaikan yang telah dicapai oleh semua Muda-i. Sambil tersenyum di tempat duduk, Ho zie dalam hati berkata : Terima kasih Lau Mu… Terima kasih Pandita…

[ Di posting oleh : Zhen Kuo Xi ]

Tidak ada komentar: